Matahari mulai terbangun dari subuhnya, diiringi burung-burung yang berterbangan seraya melantunkan tasbih. Pagi pun menyapa para santri yang sedang larut dalam aktivitas. Hembusan angin dengan dinginnya menerpa wajah-wajah ikhlas para pencari ilmu di pesantren Al-Mawardi. Suasana pagi yang indah tak pernah bosan memanjakan mataku setiap hari. Namun pagi kali ini berbeda.
Pagi ini mengawali ceritaku yang luar biasa. Dimana
keberanianku tumbuh, aku jatuh cinta pada pena dan setiap
guratannya. Pagi yang membawa kabar gembira, bahwa hari ini adalah hari yang
akan ku lewati dengan orang-orang hebat. Hari-hari yang akan ku lalui bersama
saudara seiman, dan seperjuangan. Ya, hari ini adalah hari dimana FLP untuk
pertama kalinya mengadakan Talk Show Literasi.
Berawal dari kabar yang dibawa pengurus pesantren terkait acara Talk Show ini, aku dan para santri lainnya bergegas mempersiapkan diri.
Menuntaskan aktivitas pagi untuk menghadiri acara itu. Sebagian santri sudah
membersihkan diri, sebagian larut dalam sujud duhanya di mushalla, dan sebagian
lagi bercengkrama dengan ayat-ayat Al-waqiah sebelum kemudian kami
berkumpul di Aula Pesantren.
Di kala kami berkumpul, kami menikmati waktu untuk menunggu pemateri
yang sedang dalam perjalanan. Ibarat hidup yang penuh rintangan, rupanya
perjalanan pemateri sedikit terganggu dengan kemacetan yang terjadi di pasar Palengaan.
Kami pun menikmati waktu dalam penantian itu dengan bersantai, sebagian baca
buku, sebagian yang lain saling tukar cerita, dan sebagian lagi menikmati alunan musik.
Pada akhirnya, penantian kami berakhir, pemateri telah datang. Sosok pemateri cantik berasal dari kabupaten Sampang, dia kami temani dengan beristirahat sejenak untuk melepas lelah. Pemateri yang tak asing bagi kami yang telah menulis empat buku solo, namanya Ruqayyah S, Sos atau nama penanya Ruqy El Qurdy.
Usai melepas lelah, acara pun dimulai dengan pembukaan yang kemudian
beruntutan dengan susunan acara selanjutnya hingga tiba acar inti yakni, Talk Show Literasi.
Kak Ruqayyah pun menyapa kami sebelum ia menyajikan materi. Saat
proyektor menampilkan slide barulah kak Ruqayyah menyajikan materinya. Ia pun
meminta tiga orang maju ke depan, satu untuk membaca karyanya, satu untuk
menulis, dan satunya lagi untuk menjelaskan apa yang sudah dibacakan. Ketiga
orang tersebut adalah kak Fatmawati, beserta kedua temanku Laili dan Rohmah.
Ketiga orang itulah yang nantinya mendapat hadiah berupa buku dari kak Ruqayyah
sebagai apresiasi atas keberaniannya maju ke depan.
Aku suka sekali dengan kak Ruqayyah. Karena selain cantik ia sangat
ramah dan imut. Aku ingin menjadi perempuan seperti dirinya suatu hari nanti.
Bahkan aku ingat beberapa pesan darinya :
“Kalau kamu ingin menjadi penulis yang hebat, kamu harus banyak
membaca buku. Buku apa saja entah itu
ilmiah, novel dan bukan hanya sekadar membaca tapi juga menulis agar
kita bisa menerapkan apa yang sudah kita baca.
Misalnya kita gak suka menulis tapi suka membaca maka kita harus memiliki keinginan untuk menulis. Namun meski demikian kita tidak boleh memaksakan diri agar tidak tertekan dan bosan. Oleh karenanya membaca dan menulis itu harus kita nikmati.” Demikianlah pesannya yang terekam dalam memoriku.
Simak juga Video: Kisah Pemuda dan Senampan Bola Mata
________________________________
Penulis: Tom & Angela
Aktivis : Forum Ligkar Pena (FLP) Cabang Pamekasan Ranting Al-Mawardi
Silakan beri komentar dalam setiap postingan kami